Deskripsi Masjid Jami Al Baitul Amien
Masjid jami’ Al Baitul Amien terletak di Jalan Raya Sultan Agung, sisi barat alun-alun Kabupaten Jember, Jawa Timur, merupakan lanskap bersejarah. Tidak hanya karena usianya yang tua, namun juga karena ada kisah partisipasi rakyat di sana.
Tak ada catatan resmi soal tanggal berdirinya masjid tersebut. Dokumen pemerintah Belanda hanya menyebutkan bangunan masjid itu berdiri di atas tanah eigendom verpoding nomor 981 tertanggal 19 Desember 1894, dengan luas 2.760 meter persegi. Sebuah catatan milik takmir menyebutkan, masjid lama pernah sekali direnovasi pada 1939.
Saat menjabat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Jember 1958-1960, Soewarno Soetopamekas mengambil inisiatif untuk merenovasi masjid tersebut dengan botol. “Mulai hari ini kita bangun masjid dengan botol. Tolong yang punya botol kecap kumpulkan ke sini. Saya jual, (hasilnya) buat pembangunan masjid,” katanya, sebagaimana dikutip dari buku Wakil Rakyat Kabupaten Jember Tempo Doeloe dan Sekarang.
Gerakan partisipasi rakyat itu kembali terulang pada masa pemerintahan Bupati Abdul Hadi pada 1973-1978. Saat itu Pemerintah Kabupaten Jember membangun sebuah masjid baru di sisi utara seberang masjid tua, di Jalan Raya Sultan Agung.
Masjid baru ini dirancang Yaying K. Kesser, alumnus perguruan tinggi di California, Amerika Serikat. Berbeda dengan masjid tua, masjid baru ini dibangun dengan bentuk bangunan yang mirip gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di Jakarta. Bangunan masjid berbentuk kubah dengan satu menara.
Pembangunan masjid baru tentu membutuhkan biaya besar. Rakyat kembali berpartisipasi dengan menyumbangkan 11 ribu ton gabah hasil panen, sehingga terkumpul uang Rp 518 juta. Masjid baru ini kemudian diresmikan pada 3 Mei 1976.
Saat ini, peribadatan digelar di masjid baru. Sementara masjid lama peninggalan masa kolonial Belanda digunakan untuk sekolah dasar yang dikelola Yayasan Al Baitul Amien.
Hari ini wajah kubah Al Baitul Amien bersalin warna dengan ornamen kuning keemasan. Sudut-sudut masjid juga berhias pernak-pernik bernuansa kuning keemasan. Ketua Takmir Masjid Hasin Syafrawi mengatakan, pembenahan dan perbaikan masjid tersebut dibiayai dari kantong pribadi Kasih Fajarini, istri Bupati Hendy Siswanto.
Renovasi meliputi perubahan warna cat kubah, pintu masjid, lantai halaman masjid, pintu gerbang, pekarangan masjid, dan lain-lain. “Biaya seluruhnya berasal dari dompet beliau sendiri, bukan dari APBD,” kata Hasin, medio Mei 2022.
Hendy Siswanto mengatakan, istrinya bernazar akan membangun masjid tersebut setelah sembuh dari sakit parah. Warna bernuansa emas dipilih untuk perwajahan masjid bukannya tanpa alasan. “Filosofinya kami berharap Jember ini sudah memasuki zaman keemasan. Ada semangat dan motivasi. Warna emas menjadi warna idola kita, penyemangat kita untuk segera bangkit, bergotong royong, bersama-sama dan bersatu,” katanya.
Warna emas juga identik dengan daun tembakau yang dijuluki ‘daun emas’. Jember adalah daerah produsen tembakau, khususnya tembakau na oogst yang merupakan bahan pembuatan cerutu berkualitas ekspor
Pimpinan
Alamat
Jalan Raya Sultan Agung No. 2, Jember Lor, Kec. Patrang, Kab. Jember Prov. Jawa Timur
No. Telp
0331-485137
albaitulamien@gmail.com
Kode Pos
68118